Ryan D'Angga adalah salah satu kontestan 15 besar ajang pencarian bakat Indonesia Idol. Ryan begitu sapaan akrabnya, berasal dari Kota Cirebon dan mengikuti audisi di Bandung. Ryan mulai menunjukkan talentanya saat di Bus Audition bersama Astrid. Astrid tertarik dengan bakat Ryan dan segera memberikan Silver Ticket yang mengantarkan Ryan langsung berhadapan dengan juri utama Indonesian Idol 2014 yaitu Ahmad Dhani, Anang Hermansyah, Titi DJ, dan Tantri Kotak.
 

Saat di hadapan juri utama Ryan membawakan lagu hits Beyonce yang berjudul 'Love On Top'. Ternyata perjuangan pemuda kelahiran Cirebon 25 Oktober 1994 ini membuahkan hasil. Ryan mendapatkan Golden Ticket dan beranjak ke babak berikutnya yakni babak eliminasi.

Dalam beberapa tahap eliminasi ternyata Ryan tetap bertahan dan menjadi salah satu kontestan 15 besar di samping beberapa kontestan lainnya yaitu: Martinha Eza, Nowela Elizabeth Auparay, Muhammad Devirzha, Yuka Tamada, Muhammad Yusuf Nur Ubay, Azka Rinelsya, Dewi Puspita Andini, Gio, Miranti Yassovi, R Ajeng Nur Ayu, Windy Yunita, Husein Alatas, Yunita Nursetia.

Keberhasilan Ryan menembus 15 besar Indonesian Idol 2014 menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Cirebon, Kota asal Ryan. Bahkan warga Cirebon berupaya menggalang dukungan untuk Ryan D'Angga agar menjadi The Next Indonesian Idol 2014.

Penggalangan dukungan untuk Ryan ini bertujuan untuk mendapatkan vote SMS terbanyak, selain itu penggalangan dukungan juga dilakukan melalui jejaring sosial media (twitter dan facebook) juga terus dilakukan karena termasuk penilaian. Permintaan dukungan kepada pemerintah daerah baik Pemkab Cirebon dan Pemkot Cirebon juga telah dilakukan untuk memberikan support kepada Ryan D`Angga. “Ryan adalah perwakilan Cirebon dan jika menang nanti tentunya akan jadi kebanggaan masyarakat Cirebon khususnya,” ungkap salah satu pendukung Ryan D'Angga.

Foto-foto Ryan D'Angga Indonesian Idol 2014:

Riska Afrilia atau sering disebut-sebut Drizz Gautisha adalah gadis kelahiran Garut, 22 April 1992. Sejak kecil sudah menyenangi musik, dan hobi bermusiknya tersebut membuatnya antusias dalam berkarya. Ya, Riska Afrilia adalah penulis dan pencipta lagu, penyanyi solo, duo bahkan tergabung dalam grup band.

Riska Afrilia (Drizz) di audisi Indonesian Idol

Riska Afrilia menjadi salah satu peserta audisi pencarian bakat yang bertajuk "Indonesian Idol" yang ditayangkan di stasiun televisi swasta Indonesia yakni RCTI. Ia mengikuti audisi di kota Bandung. Drizz (sapaan Riska Afrilia) ingin menjajal kemampuannya di bidang musik dan ingin menjadi penyanyi solo profesional.

Saat audisi berlangsung Drizz menyanyikan lagu ciptaannya sendiri yang berjudul "tak lagi galau" dan lagu lawas "inikah cinta" yang pernah dipopulerkan oleh ME. Ternyata penampilan Drizz membuat kesan tersendiri bagi Ahmad Dhani, Titi DJ dan Anang Hermansyah selaku juri Indonesian Idol. Bahkan Titi DJ tampak senang dan gemas dengan penampilan Drizz yang dinilainya lucu itu. Anangpun tak mau kalah, Ia menawarkan Drizz untuk rekaman di studionya dan menyanyikan lagu-lagunya. Tetapi Drizz lebih memilih untuk mencoba kemampuannya di ajang Indonesian Idol dulu.

Drizz bercita-cita menjadi penyanyi solo yang melegenda seperti Nike Ardilla, Nicky Astria, Anggun, Inka Christy, Mel Shandy, Melly Goeslaw, Dewi Yull, Crhisye, Iwan Fals, dll.

Foto-foto Riska Afrilia/Drizz Gautisha:

 

Kini Riska Afrilia telah menjadi idola baru, penampilannya yang lucu dan suaranya yang berkarakter membuatnya mudah dikenali oleh pecinta musik tanah air. Namun semua itu tak lantas membuat Riska Afrilia alias Drizz menjadi gadis yang sombong.

Siapa sangka ternyata penemu teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) berasal dari Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia. Khoirul Anwar namanya. Ia adalah anak dari pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi.

Khoirul Anwar dan Keluarga

Khoirul Anwar dulunya adalah mahasiswa Jurusan Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus dengan nilai cumlaude pada tahun 2000. Kemudian pada tahun 2005 dan 2008 Ia meraih gelar master dan doktor di Nara Institute Science and Technology (NAIST ). Ia juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) pada tahun 2006, di California. Khoirul Anwar juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007.

Saat ini Prof. Dr. Khoirul Anwar merupakan salah seorang ilmuwan top di Jepang. Pria kelahiran Kediri, 22 Agustus 1978 ini merupakan penemu dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).

Khoirul Anwar mengurangi daya transmisi pada orthogonal frequency division multiplexing. Hasilnya, kecepatan data yang dikirim malah meningkat, padahal lazimnya menurun. “Kami mampu menurunkan power sampai 5dB=100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya,” kata Khoirul.

Pada paten keduanya, Khoirul lagi-lagi menawarkan sesuatu yang tak lazim. Ia menghilangkan sama sekali guard interval (GI) untuk mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi, “Itu mustahil dilakukan,” ungkap teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Analoginya seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.

Istilah ilmiahnya, terjadi interferensi yang luar biasa. Namun, dengan algoritma yang dikembangkan di laboratorium, Khoirul mampu menghilangkan interferensi tersebut dan mencapai performa (unjuk kerja) yang sama. “Bahkan lebih baik daripada sistem biasa dengan GI,” kata pria ini.

Teknologi 4G berbasis OFDM itu kini digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Teknologi tersebut juga tengah dijajaki oleh Huawei Technology yang merupakan raksasa telekomunikasi Cina. Aplikasi teknologi ini oleh industri tentu membuat Prof. Dr. Khoirul Anwar berhak mendapatkan royalti. Sebagai penghargaan terhadap orang tuanya, royalti pertamanya Ia berikan kepada ibu tercintanya di Kediri. "Karena ibu yang berjuang sendirian menyekolahkan saya," katanya.

Kini, bersama istri tercinta, Sri Yayu Indriyani, dan tiga buah hatinya, Khoirul Anwar tinggal di Daigaku Shukusha B-31, Asahidai 1-50, Nomi, Ishikawa, Jepang.

Prof. Dr. Khoirul Anwar

Prof. Dr. Khoirul Anwar kiranya menjadi salah satu contoh dan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Hal seperti ini yang seharusnya menjadi pemicu semangat bagi generasi penerus bangsa untuk terus maju. Ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain.